Ada banyak macam mengenai puasa dan setiap agama mempunyai kepercayaan serta caranya sendiri dalam melakukan hal berpuasa, dan waktu yang dianjurkan juga berbeda. Dalam agama Islam, berpuasa sangat dianjurkan. Bahkan ada waktu yang mewajibkan umat Islam untuk berpuasa, yaitu ketika bulan ramadhan (dalam kalender Hijriyah). Pada bulan tersebut, umat Islam wajib berpuasa selama satu bulan. Mulai terbit fajar (sebelum shubuh) sampai terbenamnya matahari (waktu maghrib).
Agar puasa yang dijalankan tidak hanya menahan lapar dan haus tetapi juga mendapat ganjaran pahala serta kebaikan dari melakukan kewajiban puasa maka hendaklah memperhatikan hal-hal yang disunnahkan, diwajibkan dan juga yang dapat membatalkan puasa berikut ini.
- Hal yang Disunnahkan dalam Puasa
Segera berbuka jika waktu berbuka telah tiba, menyegerakan terlebih dahulu misalkan sedang tidak sempat bisa hanya minum saja, permen atau yang lainnya yang dapat dimakan untuk membatalkan puasa terlebih dahulu.
Mengawali berbuka dengan yang manis-manis atau air putih. Rasulullah biasa mengawali buka puasanya dengan memakan kurma.
Berdo’a sebelum buka puasa.
Makan sahur setelah tengah malam, dianjurkan untuk mengakhirkan sahur sampai beberapa menit menjelang imsak.
Memberikan makan kepada orang-orang berbuka puasa.
Memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan.
Menambah waktu untuk banyak beribadah, serta mempelajari dan banyak membaca Al Qu’ran.
Beri’tikaf di masjid terutama pada sepuluh malam bulan terakhir bulan ramadhan. Hal ini mengingat adanya malam lailatul qadar yang besar kemungkinannya berlangsung pada malam malam ganjil di bulan ramadhan.
- Hal yang diwajibkan dalam puasa
Memperhatikan permulaan dalam menyambut bulan ramadhan. Yaitu dengan melihat bulan sabit (hilal) awal ramadhan, jika itu terhalangi oleh awan, hendaknya menetapkan bulan tersebut dengan menyempurnakan bilangan bulan Sya’ban menjadi tiga puluh hari. Saat ini tidak perlu perorangan melihat hilal karena pemerintah telah memiliki orang orang yang dapat dipercaya yang dapat diambil kesaksiannya.
Niat puasa. Setiap malam memerlukan niat khusus untuk berpuasa esok hari
Tidak boleh menggunjing, menggosip dan berkata kata bohong
Tidak boleh mengadu domba/ namimah, mencaci maki atau mengutuk orang lain
Menjaga panca indera dari hal hal yang diharamkan.
Tidak boleh makan dengan makanan haram atau makan dengan cara rezeki yang tidak halal.
- Hal yang membatalkan puasa
Makan dan minum dengan sengaja. Apabila lupa maka hal ini tidak membatalkan, jika sedang makan baru ingat bahwa sedang berpuasa maka segera mengeluarkan makanan yang ada di mulut dan berkumur untuk membersihkan makanan yang tersisa.
Melakukan jima’ (berhubungan suami istri).
Memasukan makanan dalam perut. Contoh yang termasuk dalam hal ini adalah suntikan yang mengenyangkan dan tranfusi darah. Hal ini tidak boleh dilakukan pada saat sedang berpuasa, biarpun lewat hidung atau dubur.
Melakukan sesuatu yang menyebabkan istimna’ yaitu keluarnya mani (sperma) dengan sengaja seperti, masturbasi, bersentuhan, ciuman atau yang lainnya. Tetapi jika keluarnya tanpa sengaja maka hal ini tidak apa apa (tidak membatalkan) misalnya sedang tidur kemudian bermimpi.
Bagi wanita mengeluarkan darah haid/nifas. Walaupun pun misalnya darah ini keluar beberapa jam sebelum buka puasa hal ini tetap membatalkan.
Sengaja memuntahkan apa yang ada di perut baik melalui mulut maupun hidung.
Keluar dari islam (murtad)
Hal-hal tersebut wajib diketahui bagi kaum muslim agar puasa ramadhan yang dijalankannya menjadi ibadah yang mendatangkan pahala dan kebaikan baginya.
Doa Puasa
1. Doa Berpuasa Ramadhan
“Nawaitu Shauma ghadin ‘an adhaa’I fardis-syahri Ramadhana hadzihis-sanati lillahi ta’alaa.”
Artinya, “saya berniat berpuasa esok hari untuk menjalankan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini fardlu karena Allah ta’alaa.”
2. Doa berbuka puasa
“Allahumma laka shumtu, wabika amantu, wa’ala rizqika aftortu, birahmatika ya arhamar-rahimin.”
Artinya, “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan untuk-Mu akau tenang, dan karena rizki-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu wahai yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Selain doa niat berpuasa dan doa berbuka puasa di atas, ada lagi doa-doa yang biasanya dibaca dalam ritual-ritual di bulan Ramadhan, seperti sholat tarawih, sholat witir, dan lain sebagainya.
Sholat tarawih adalah sholat sunnah yang dilakukan setelah sholat isya. Sholat tarawih hanya boleh dilakukan di bulan Ramadhan saja. Sholat tarawih keseluruhannya berjumlah delapan atau dua puluh rakaat (dipilih salah satu), dengan melakukan salam di setiap dua rakaatnya. Adapun niat sholat tarawih adalah sebagai berikut.
“Usholli sunnata at-tarawihi rok’ataini imaman/makmuman lillahi ta’ala”
Artinya, “saya berniat sholat sunnah tarawih dua rakaat, menjadi imam/ makmum karena Allah ta’ala.”
Sholat witir adalah sholat yang jumlahnya ganjil. Witir artinya ganjil. Sholat witir sangat dianjurkan dilakukan di bulan Ramadhan. Namun, sholat witir juga boleh dilakukan di bulan-bulan yang lain. Sholat witir berjumlah 3,5,7, atau 9 rakaat. Setiap dua rakaat mengucap salam, lalu pada rakaat terakhir hanya berjumlah satu rakaat saja. Adapun niat sholat witir adalah sebagai berikut.
“Usholli sunnata al- witri rok’ataini imaman/ makmuman lillahi ta’ala”
Artinya, “Saya berniat sholat sunnah witir dua rakaat, menjadi imam/ makmum karena Allah ta’ala.”
Adapun niat pada rakaat terakhir adalah sebagai berikut.
“Usholli sunnata rakaata al- witri rok’ataini imaman/ makmuman lillahi ta’ala”
Artinya, “Saya berniat sholat sunnah satu rakaat witir, menjadi imam/ makmum karena Allah ta’ala.”
Berpuasa bagi umat agama yang lainnya juga memiliki arti yang sangat penting, yaitu untuk mengendalikan diri. Tapi, tidak semua manusia dapat mengendalikan dirinya sendiri. Untuk itu, perlu dilatih dalam mengendalikan diri sendiri.
Melaksanakan ibadah puasa seperti yang termuat dalam liputan informasi diatas, unsur rohani akan menang diatas unsur materi, unsur akal akan menang diatas unsur syahwat. Seseorang yang sedang melaksanakan ibadah puasa akan senantiasa menjaga kualitas hingga ia akan menjaga setiap ucapan, pikiran, dan tingkah lakunya agar pahala ibadah puasanya tidak berkurang. Oleh karena itu, dengan puasa akan lebih mengutamakan rohani dan akal dibanding nafsu dan syahwat.
Sadarilah bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara. Jika ajal sudah menjemput, maka tidak ada satu makhlukpun yang dapat menolongnya kecuali amal ibadah kita
0 comments:
Posting Komentar